Saya menjumpai beberapa anak muda yang melakukan aktivitasnya dengan penuh antusias dan kerja keras. Baik aktivitas tersebut berkaitan dengan kepentingannya maupun aktivitas sosial yang tidak berhubungan sama sekali dengan kepentingan dirinya.
Sebaliknya saya juga menjumpai beberapa anak muda yang yang tidak mampunyai gairah di dalam mengerjakan sesuatu dan tidak pernah mau bekerja keras. Baik aktivitas tersebut berkaitan dengan kepentingan dirinya apalagi aktivitas yang tidak berkaitan dengan kepentingannya.
Ada beberapa fenomena yang dapat kita lihat sebagai upaya untuk menapaktilasi mengapa seorang pemuda penuh gairah dan selalu bekerja keras dan sebaliknya ada beberapa pemuda yang tanpa gairah dan semangat untuk bekerja keras, di antara beberapa fenomena tersebut adalah:
1. Pentingnya Mengajarkan Kerja Keras Kepada Anak
Beberapa pemuda yang masa anak-anaknya selalu dituruti permintaan oleh orangtuanya, atau anak-anak yang begitu mudahnya mendapatkan apa yang diinginkan tentu akan sulit memahami arti kerja keras. Apalagi anak yang tidak dididik kemandirian oleh orangtuanya karena alasan tidak tega, anak tunggal, kasihan dan lain lain.
Anak tersebut tidak mempunyai cukup pengalaman dalam bekerja keras dan akhirnya ia sulit untuk melakukannya. Sebaliknya anak-anak yang mendapatkan pengalaman, bahwa beberapa hal yang Ia inginkan harus melewati perjuangan maka ia akan menyadari arti kerja keras. Di sinilah orangtua mempunyai peranan yang penting di dalam menghadirkan tantangan bagi anak sehingga Ia cukup terpacu untuk melakukan tantangan tersebut.
2. Membangun Motif pada Aktivitas-Aktivitas Anak
Beberapa orang mampu membangun makna/motif bagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anak. Seperti seorang anak yang diminta oleh orang tuanya untuk memberi makanan hewan peliharaan keluarga dengan menjelaskan bahwa banyak para Nabi adalah penggembala dan mereka terbangun leadershipnya dengan aktivitas gembalanya. Ia akan terbiasa membangun makna-makna yang tinggi dari kegiatan-kegiatan yang Ia kerjakan
3. Contoh dari Orangtua
Dari orang tua yang terbiasa berjuang keras untuk mendapatkan keinginan dan cita-cita akan tumbuh anak-anak yang juga mempunyai sikap kerja keras. Sebaliknya orangtua yang sering melakukan hal-hal instant untuk mendapatkan keinginannya juga akan tumbuh anak-anak yang memilih kegiatan-kegiatan instant.
Bapak Indra Syajafri pelatih Timnas U-19 berkunjung ke pelosok negeri untuk mendapatkan anak-anak yang berbakat. Dan salah satu parameter penting di dalam memilih pemain adalah riwayat hidup orangtuanya. Beliau mempunyai keyakinan bahwa dari orangtua yang memiliki karakter yang kuat akan selalu tumbuh anak-anak dengan karakter yang kuat juga. Karakter memang tidak dapat diturunkan tetapi anak-anak akan selalu meniru perilaku orangtua. Inilah yang dinamakan bahwa karakter diwariskan.
Anak yang tangguh suka bekerja keras dan anak yang tidak mandiri dan enggan untuk bekerja keras bukanlah pilihan. Pilihannya adalah apakah kita memilih sikap-sikap yang mendorong anak kita untuk tumbuh menjadi anak yang tangguh atau sebaliknya kita memilih sikap-sikap yang justru mendorong anak kita untuk tidak suka bekerja keras. Saya yakin kita memilih yang terbaik untuk anak-anak kita.
Miftahul Jinan, M. Pd.I., LCPC
Direktur Griya Parenting Indonesia
*Disadur dari buku “Anakku Hanya Pintar Sekolah”