Kemandirian yang Membahagiakan

Kadang muncul dalam fikiran ini bahwa cara membahagiakan anak adalah dengan selalu melayaninya. Sehingga anak-anak yang sering dilayani lebih merasa bahagia daripada anak yang serba melakukan segala sesuatu dengan sendiri.

Mungkin fikiran ini sekilas benar apalagi jika kegiatan yang harus dilakukan oleh anak sendiri adalah kegiatan yang baru saja kita latih, sehingga anak masih kesulitan dalam melakukannya atau kasusnya terjadi kepada anak-anak yang dilatih secara paksaan.

Namun kita perlu juga memahami bahwa kebahagiaan itu tidak selalu berkaitan dengan apa yang kita terima dari layanan orang lain. Justru menerima layanan dari orang lain secara berlebihan akan membuat kita serba tergantung. Ada kebahagiaan yang dapat kita peroleh saat kita mempunyai kebebasan untuk melakukan kebaikan sesuai dengan keinginan kita, karena kita mampu untuk melakukannya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Saya mengamati anak-anak yang terlalu lama ditunggu oleh orangtuanya di awal Ia bersekolah, justru tidak menunjukkan raut muka yang lebih ceria dari anak-anak yang langsung ditinggal orang tuanya dalam pekan pertama walaupun mereka harus nangis pada saat pertama ditinggal.

Saya juga mengamati anak-anak yang melakukan aktifitasnya sendiri dari mandi pagi, memakai pakaian, sepatu sendiri tanpa tergantung pada kakaknya atau mamanya lebih menunjukkan rasa percaya diri lebih kuat daripada anak-anak yang selalu dibantu untuk melakukan semuanya oleh orangtuanya.

Lalu mengapa anak-anak yang mandiri lebih bahagia dari anak yang selalu tergantung pada orang lain?

Beberapa penjelasan berikut ini mungkin bisa membantu kita untuk memahaminya, di antaranya:

1. Memiliki Kebebasan Waktu

Anak-anak yang mandiri lebih mempunyai kebebasan untuk melakukan kapan saja kegiatan baik yang ingin ia lakukan. Ia tidak tergantung pada kesiapan orang lain untuk membantunya. Seperti saat ia mempunyai keinginan untuk menikmati secangkir teh hangat ia dengan bebas langsung membuatnya sendiri. Sementara anak yang kurang mandiri harus menunggu orang lain yang bisa membantunya untuk membuat teh hangat. Kebebasa inilah yang membahagiakan anak

2. Memiliki Banyak Kesempatan untuk Berlatih

Anak-anak yang mandiri sesungguhnya mereka yang telah merasakan kegagalan beberapa kali untuk kemudian dia sukses melakukannya sendiri. Seorang anak yang berlatih untuk memasang kancing baju sendiri tentu telah melewati tahapan beberapa kali kegagalan untuk kemudian ia sukses melakukannya sendiri. Dan anak-anak yang mendapatkan kesuksesan setelah beberapa kali usaha yang gagal tentu akan merasa lebih bahagia

3. Lebih Siap Mental Menghadapi Kesulitan

Anak-anak yang kurang mandiri mungkin pada saat kecil ia masih mempunyai kedua orang tua yang siap selalu membantunya, tetapi saat anak semakin besar dan orang tua semakin renta maka tidak banyak lagi bantuan yang ia dapat peroleh, karena ia harus melakukannya dengan sendiri. Tentu kondisi ini membuat ia kurang bahagia karena ia tidak terbiasa untuk merasakan kesusahan sebelumnya.

Miftahul Jinan, M. Pd.I., LCPC

Direktur Griya Parenting Indonesia