Pelajaran Membuat Keputusan

Pagi ini saya ditegur oleh istri saya karena telah mengambilkan nasi untuk sarapan anak- anak. “Sudahlah bi, biarkan mereka mengambil nasi secukup mereka”. Saya melakukan hal tersebut karena terdorong untuk memastikan anak-anak makan dengan porsi yang cukup bagi mereka. Kalau mereka mengambil sendiri, saya khawatir mereka mengambil seenaknya sendiri.

Peristiwa seperti di atas memang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kita sering membuat keputusan bagi anak, meskipun pada hakikatnya anak harus belajar untuk menentukan kemauan dirinya sendiri.

Baju yang mereka pakai, minuman yang mereka ambil ketika makan di luar harus sesuai dengan selera dan kemauan kita. Padahal dengan memberikan kesempatan anak untuk menentukan hal-hal sederhana dalam hidupnya saat kecil maka sebenarnya kita telah mengajari mereka untuk membuat keputusan pada hal-hal besar saat mereka dewasa.

Nilai apa yang sebenarnya dapat kita ambil ketika kita memberikan kesempatan anak untuk mengambil nasi secukupnya, di antaranya adalah :

1. Memberi Kesempatan Anak untuk Menentukan Porsinya Sendiri

Memberi kesempatan anak untuk mengambil secara mandiri porsinya, berarti kita telah membantu mereka untuk dapat mengukur seberapa porsi makanan yang cukup bagi dirinya. Di masa yang akan datang, anak akan lebih mampu untuk mengukur seberapa besar kemampuannya untuk mengambil sebuah tanggung jawab dari sebuah pekerjaan.

Sebaliknya anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk mengambil secara mandiri, maka dia akan selalu tergantung pada orang lain untuk memberikan porsi pekerjaan maupun tanggung jawab kepada mereka atau kalaupun mereka mencoba mengambil sendiri porsi mereka cenderung salah, karena tidak mempunyai cukup pengalaman untuk melakukannya saat mereka masih muda.

2. Muncul Rasa Tanggung Jawab untuk Menghabiskan Makanannya

Seorang anak yang mengambil porsi nasinya sendiri dan itu menjadi keputusannya sendiri, tentu akan muncul tanggung jawab  dari diri mereka untuk menghabiskan makanannya.

Sebaliknya anak yang selalu diambilkan, dia menganggap bahwa menyelesaikan porsi itu bukan menjadi tanggung jawab dia, tetapi karena kewajiban dari orangtuanya yang telah menentukan porsinya.

3. Melatih Kepekaan Anak Terhadap Kebutuhan Dirinya

Beberapa orangtua merasa khawatir ketika anak mengambil nasinya secara mandiri, maka anak akan kekurangan porsi yang dibutuhkan oleh tubuhnya dan akan berdampak pada kesehatannya.

Padahal ketika anak mengambil nasi dalam jumlah sedikit kemudian beberapa saat selanjutnya dia merasa lapar, maka secara naluri anak akan mencari makanan untuk menghilangkan rasa laparnya.

Kemampuan anak mencari makanan untuk menghilangkan rasa laparnya tersebut dapat menumbuhkan  keterampilan anak untuk peka terhadap kebutuhannya sendiri, dan hal ini pula yang akan merangsang kepekaan anak terhadap kebutuhan orang lain.

Saatnya memberi kesempatan anak untuk menentukan porsinya, dan biarlah kita melihat betapa mereka telah sangat bijak di dalam mengambil porsi pekerjaan dan tanggung jawab di masa yang akan datang

Miftahul Jinan, M. Pd.I., LCPC

Direktur Griya Parenting Indonesia

*Disadur dari buku “Anakku Hanya Pintar Sekolah”